Simak Fakta – Gus Miftah, Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, bertekad untuk menjadikan Indonesia sebagai teladan toleransi dan kerukunan di kancah internasional. Dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, Gus Miftah yang akrab disapa mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia memiliki komitmen kuat untuk menciptakan lingkungan yang toleran dan damai, yang dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain.
Menurut Gus Miftah, langkah pertama dalam mewujudkan toleransi dan kerukunan adalah dengan melatih individu-individu untuk berkontribusi aktif dalam mengatasi masalah intoleransi. Komitmen ini juga ditujukan untuk meningkatkan daya saing negara di tingkat global. Gus Miftah menyoroti Hari Toleransi Internasional yang diperingati setiap tanggal 16 November sebagai momen penting untuk meningkatkan kesadaran akan urgensi toleransi dan koeksistensi di Indonesia.
Gus Miftah mengemukakan bahwa Kabinet Merah Putih yang dipimpin oleh Presiden RI Prabowo Subianto telah mengambil langkah terobosan dengan membentuk Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan toleransi, mengatasi masalah-masalah intoleransi, diskriminasi, dan ekstremisme di seluruh lapisan masyarakat.
Langkah konkret yang diusulkan oleh Gus Miftah adalah dengan memaksimalkan peran lembaga pendidikan dan rumah-rumah ibadah dalam membentuk zona toleransi dan nondiskriminasi. Gus Miftah menekankan bahwa lembaga pendidikan, baik di tingkat dasar maupun menengah, serta rumah ibadah, berperan kunci dalam menanamkan semangat toleransi sejak usia dini.
Selain itu, Gus Miftah menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, dalam menciptakan narasi-narasi positif yang mendukung toleransi dan kerukunan dalam era digital. Menurutnya, jurnalisme moderasi harus diarahkan untuk memproduksi konten yang berorientasi pada generasi muda agar tidak mudah terseret arus informasi intoleran.
Gus Miftah juga menggarisbawahi pentingnya program evaluasi yang ketat mulai dari pusat hingga ke daerah dan desa. Evaluasi dilakukan secara terkoordinasi, melibatkan semua pemangku kepentingan baik di tingkat nasional maupun internasional, untuk memastikan efektivitas program toleransi dan koeksistensi yang diterapkan.
Melalui upaya-upaya ini, Gus Miftah meyakini bahwa Indonesia dapat menjadi teladan dalam menciptakan lingkungan yang toleran dan koeksistensi, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di kancah internasional. Dengan memperkuat komitmen terhadap toleransi dan kerukunan, Indonesia dapat memberikan contoh yang positif bagi negara-negara lain dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
Gus Miftah berharap program-program yang dijalankan dapat memberikan dampak nyata dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan publik, lembaga pendidikan, rumah ibadah, maupun di ruang digital. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya dikenal sebagai negara dengan keberagaman budaya, tetapi juga sebagai negara yang mampu mempertahankan kerukunan dan toleransi dalam menghadapi perbedaan.
Menurutnya, langkah ini penting untuk menjaga stabilitas sosial dan perdamaian di Indonesia, serta memperkuat posisi Indonesia di komunitas internasional sebagai negara yang ramah, terbuka, dan berkomitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan universal. Gus Miftah percaya bahwa melalui pendekatan yang inklusif, Indonesia dapat memberikan contoh konkret bahwa kerukunan dan toleransi adalah fondasi yang kuat untuk membangun perdamaian di dunia.
Dengan program yang berkelanjutan, pelatihan, dan keterlibatan semua lapisan masyarakat, Gus Miftah optimis bahwa Indonesia bisa terus menjadi teladan dalam menciptakan lingkungan yang toleran, kooperatif, dan berdamai. Dengan begitu, Indonesia akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya menciptakan perdamaian global di era modern ini.
Tinggalkan Balasan