SAR Kepri Lanjutkan Pencarian Pemancing yang Hilang Terseret Gelombang Pasang di Batam

SAR Kepri Lanjutkan Pencarian Pemancing yang Hilang Terseret Gelombang Pasang di Batam

Simak Fakta – Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kepulauan Riau terus melakukan pencarian intensif terhadap seorang pemancing yang hilang setelah insiden tragis di Perairan Batam pada Minggu, 15 Desember 2024. Kejadian ini melibatkan tujuh pemancing yang terseret gelombang pasang secara tiba-tiba saat mereka sedang memancing di sekitar Pantai Bahagia Nongsa, Batam. Peristiwa tersebut dilaporkan ke pihak SAR oleh warga sekitar pada pukul 12.10 WIB, meskipun gelombang pasang diketahui terjadi sekitar pukul 10.00 WIB.

Menurut penjelasan Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Tanjungpinang, Fazzli, insiden ini bermula ketika delapan warga Batam berangkat memancing di Pantai Bahagia Nongsa. Tujuh dari mereka turun langsung ke laut saat kondisi air dalam keadaan surut, sementara satu orang lainnya memilih menunggu di tepi pantai. Tanpa diduga, gelombang pasang mendadak terjadi, menyapu tujuh orang pemancing tersebut.

“Ketika air laut pasang dengan cepat, para pemancing diduga terjebak dalam arus pasang yang sangat dalam. Dari tujuh orang yang berada di laut, lima berhasil menyelamatkan diri dengan berenang ke pantai. Namun, satu orang meninggal dunia dan satu lagi masih belum ditemukan,” kata Fazzli dalam keterangannya.

Setelah menerima laporan, Tim SAR segera mengirimkan petugas dari Pos Batam untuk memulai operasi pencarian. Sebanyak lima personel SAR dikerahkan ke lokasi kejadian pada pukul 12.30 WIB menggunakan mobil rescue tipe II yang dilengkapi dengan perahu karet. Dalam proses pencarian, Tim SAR juga memanfaatkan alat sonar bawah air bernama Aquaeye untuk membantu mendeteksi keberadaan korban di dalam air.

Berdasarkan data sementara yang dihimpun Tim SAR, enam orang berhasil selamat dari insiden ini, yaitu M Dino (22), Andika (24), Aris (21), Vito (17), Yudha (19), dan M Yudha (21). Salah satu korban selamat, M Yudha, tidak turun ke laut dan tetap berada di pantai, sehingga terhindar dari gelombang pasang. Korban yang meninggal dunia adalah Eri Efendi (29), sementara korban yang masih hilang hingga saat ini adalah Habib Maulana (20).

Jenazah korban meninggal dunia, Eri Efendi, telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk penanganan lebih lanjut. Di sisi lain, pencarian terhadap Habib Maulana terus dilakukan dengan melibatkan berbagai unsur, termasuk tim dari Basarnas.

Insiden ini terjadi bertepatan dengan fenomena banjir pesisir atau rob yang disebabkan oleh fase bulan purnama. Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam, Ramlan, sebelumnya telah mengeluarkan peringatan tentang potensi banjir rob yang diperkirakan berlangsung pada 14 hingga 23 Desember 2024. Peningkatan pasang air laut ini juga dipengaruhi oleh posisi perigee, yaitu jarak terdekat antara bulan dan Bumi, yang terjadi pada 12 Desember 2024.

“Fenomena ini meningkatkan ketinggian pasang maksimum di sejumlah wilayah pesisir, termasuk Batam. Masyarakat pesisir diimbau untuk lebih waspada terhadap potensi banjir pesisir atau perubahan mendadak pada kondisi air laut,” ujar Ramlan.

Kejadian tragis ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk memperhatikan peringatan dini dari pihak berwenang, terutama saat ada fenomena alam yang dapat memengaruhi aktivitas di wilayah perairan. Dengan pencarian yang masih berlangsung, Tim SAR terus berupaya maksimal untuk menemukan korban hilang dan memastikan keselamatan masyarakat di sekitar wilayah pesisir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *